Senin, 11 Mei 2015

saya dan sinetron!

Pagi yang cerah, dengan matahari yang mengintip malu-malu dari balik jendela. Dan saya! Saya terjebak dalam aktivitas melanjutkan proposal tesis dan menonton sinetron yang saya rasa semakin lama makin merusak pikiran.

Ngomong-ngomong soal sinetron, saya ingat punya beberapa pengalaman buruk mengenainya. Entah saya yang bego dalam kisah ini atau bagaimana, yang saya tau hal ini mulai membentengi diri saya untuk tak terlalu dalam mendalami kisah sebuah sinetron.
 
Well, begini...tau kan sinetron di salah satu televisi yang sering kali menayangkan tentang kekejaman keluarga di dalamnya. Dimana sang suami berselingkuh, bertindak kasar, memaki-maki sang istri. Sementara sang istri hanya diam dan nangis bombay meratapi keadaan dirinya. 

Awalnya sih, saya cuma memandang sekilas dan dengan lantang berkata "Bodoh, cerai saja kok repot. Sinetron apaan ini sih? Sumpah, ngenes bingits". Hmmm.. bukannya saya sok-sokan sih, tapi coba aja dilogika. Nih ya..kalian diinjak-injak, dicaci maki, dikhianati dan kalian nggak nglakuin apa-apa? Its nonsense!

Hello...open your eyes! its 20th century and your still trap in the man domination? Sebagai wanita mandiri saya bilang tidak. Wanita sama dengan laki-laki jika masalah penghargaan dan kewajiban setiap pasangan untuk saling menghormati satu sama lain. Kita memang harus sabar ketika didzolimi, tapi bukan berarti kita diam karena kewajiban setiap manusia untuk melindungi dirinya dari kejahatan yang datang dari luar termasuk pasangan bila mulai kelewatan. Iya nggak? Iya nggak..terutama para ladies. Kita kuat guys! Kita bukan makhluk cengeng yang bisanya cuma nangis dan terlihat tersiksa tanpa punya daya dan tenaga.

Tapi, karena saya yang sedang tesis yang berarti sudah tak ada jadwal kuliah, saya mulai dengan kegiatan mendekam di rumah. 

Jawdal saya yang biasanya lari-lari dari parikiran ke kelas karena telat kuliah, kini diganti dengan "pagi-pagi minum kopi sambil nonton TV". Acara gosip dan sinetron keluarga. Padahal, selama ini gosip dan sinetron adalah dua acara yang saya black list di otak saya. 

Kenapa? Itu karena...

Satu, acara gosip itu menurut saya nggak mutu. Ngomongin orang dan menyiarkan berita yang tidak sesuai dengan kenyataan. Minim ilmu yang bermanfaat, and bla bla bla.. (fill the blank with your opinion by your self). Saya takut mak-mak di seantero dunia pecinta gosip menghujat saya karena mencerca hobinya. Termasuk mamah saya yang ngefens berat sama gosip "Raffi Ahmad dan Nagita Slavina". Hehe.

Dua, sinetron Indonesia itu banyak merusak moral bangsa Indonesia. Pikir ya guys, mana ada cewek pinter yang mau jambak-jambakan rambut gara-gara cowok yang belum tentu naksir mereka berdua? terus pacaran mulu di kelas dan pakai rok di atas lutut seakan-akan nggak ada guru BP yang bakal neriakin dari jauh sambil berteriak. "Woe....kamu siapa namanya. Sini...kalian pikir pamer aurat itu bagus? Masuk BP, saya akan panggil orang tua kalian kalau kalian susah dibilangin"

Nb : Please, jangan ngarep ini pengalaman pribadi saya. Jaman SMA saya mah aman, bukannya saya termasuk siswi yang taat peraturan sih. Namun karena guru BP-nya  sudah seperti sahabat saya. Hehehe.
So...Dear Pak untung, penegak kebenaran di SMANDA, thanks selama ini hanya tersenyum ketika saya dengan santainya memakai sepatu warna pink sementara semua anak diwajibkan memakai sepatu hitam. Hohoho.

Dan itu dijadikan suatu kewajaran dalam dunia persinetronan. Entah maksud sutradara membuat sinetron itu untuk jualan atau hiburan, yang saya tahu anak SMA sekarang lebih santai untuk pacaran dibandingkan menekuni pelajaran. Lebih suka cekaka-cekiki di mall karena tuntutan gengsi, daripada ke perpustakaan bikin tugas makalah dan PR.

Hmmm... saya tau SMA masa labil, dan saya tidak mengharamkan pacaran, cuma nggak lucu aja bila kewajiban kita menuntut ilmu sebagai pelajar dikesampingkan gara-gara efek pacaran seperti kemalasan, ketidaktertiban, ketidakmaluan bermesraan di depan umum atau lebih parah lagi kehamilan. 

Oke cut! sekarang saya mulai cerita tentang sinetron cengeng. Akhirnya setan menggoda saya untuk betah lama-lama menonton sinetron petaka itu. Sampai saya mulai malas ke perpustakaan setiap pagi gara-gara mantengin tuh tokoh sinetron saling membully satu sama lain. Its oke sih, hanya saja efek yang ditimbulkan kepada saya begitu RUARRR BIASA

Guys..saya jadi takut sama cowok. Setiap saya dan pacar saya (sekarang mantan) bercanda dan mengeluarkan kata yang sedikit kasar. Saya jadi membanyangkan dia akan menjadi suami yang berkata kasar. Ketika pacar saya mulai menjitak saya karena gemas dengan sifat saya yang ngeyelan, saya mulai membayangkan dia akan menjadi suami yang berani main tangan. Dan efek lanjutannya, pacar saya bisa jadi adalah orang yang suka selingkuh di kemudian hari, suka curang dan mudah tergoda bujuk rayu setan dan karena saya terlalu sayang bisa jadi saya membiarkan dan hanya bisa menangis, meratapi dan merenungi diri di atas sajadah.

Semua tokoh utama dalam sinetron itu mendadak berubah jadi saya dan pacar saya. Oh no!!! its really big trouble!


Dan jadilah ketakutan dan kekhawatiran itu berkonfrontasi menjadi pertengkaran-pertengkaran yang tak ada habisnya. Saya selalu berfikir negatif tentang pasangan saya, dan fikiran yang negatif itu akhirnya juga mempengaruhi pasangan saya untuk berfikir negatif tentang saya.

Woala...kami yang dulu suka bercanda untuk meredam kemarahan kini berbalik marah karena bercandaan. Ketakutan saya yang tidak wajar itu terus membanyangi dan menjadi racun dalam hubungan saya. Hingga akhirnya tanpa disadari hubungan saya...Putus! Kandas!

Berhari-hari saya bertapa layaknya Sidharta Gautama, merenungi diri. Mencari jawaban, menerka, menolak beberapa hipotesis penyebab hancurnya hubungan saya, menerima beberapa di antaranya. Layaknya gangsingan yang terus berputar di otak berkabut saya.

Tuhan, Apa yang salah? Kenapa dahulu saya yang selalu berfikiran positif menjadi terlalu takut dengan lelaki? 

Kenapa??? Kenapa??? dan Kenapa???

 Lalu....Akhirnya saya sadar, sinetronlah penyebab semuanya!!!!! 

Nb: Ini diucapkan dengan damai.. Jadi, mak-mak pecinta sinetron di seluruh Indonesia, Jangan tersinggung, silahkan lanjut menonton sinetron yang kalian suka, karena saya sebagai calon mak-mak paham, sinetron salah satu hiburan yang murah meriah ketika selesai kerja baik sebagai wanita karir yang sibuk kesana-kemari meloby orang, maupun ibu rumah tangga yang lelah setelah masak, nyuci dan ngangkatin jemuran.

Sadarnya sih ketika teman saya sharing tentang kualitas sinetron jaman sekarang dan kira-kira beginilah tanggapan dia mengenai sinetron tersebut. "Memang ada laki-laki (atau perempuan) yang tidak bertanggung jawab dan kejam tidak punya perasaan. Namun itu hanya beberapa. Lebih banyak pasangan yang baik yang memang terkadang memukul, berkata kasar dan beberapa orang selingkuh karena benar-benar khilaf. Tapi banyak dari mereka cepat berubah dan tidak melakukan hal itu untuk kedua kali, karena tau itu salah. So, dunia tidak sekejam itu, mbak. Terlalu banyak sisi indah di dunia ini yang tidak perlu dikhawatirkan. Just be the best for get the best couple for your life".

Sejak itu saya sadar..dan meski agak terlambat karena saya sudah kehilangan pacar saya. Tapi saya memilih untuk tidak terlalu menyesali itu. Hidup kan cuma sekali, kalau terlalu mengingat masa lalu kapan kita mau bergerak kedepan? So, i choose to move on, repair my self and keep go on! 

Dan tentu saja, mulai menghindari sinetron yang menyesatkan! 

Dengan ini, saya berharap agar kelak para sineas dan sutradara sadar untuk membuat sinetron yang lebih mendidik tidak hanya mengandalkan keuntungan semata. Bagaimanapun juga, ingat! Mak-mak selalu butuh sinetron! Nah loh -_-
***